Dalam pergaulan adat sopan santun
sangat diperlukan, meskipun di jaman modern seperti sekarng ini. kita akan
merasa sedih dan prihatin apabila anak muda jaman sekarang sudah tidak
memperhatikan adat sopan santun dalam bergaul, bersikap, berbicara dan bertindak
sepertinya sudah merasa sesuai dengan kemajuan jaman dan tidak melihat apakah
itu pantas dan cocok dengan adat bangsa Indonesia, kita bisa merasakan sangat
banyak perubahan adat, seperti dalam buku adat sopan santun karangan Chailan
Sjamsoe Datoe Toemenggoeng, yang sudah terbit dari sejak tahun 1949. meskipun
buku tersebut diterbitkan berpuluh-puluh tahun yang lalu tapi isi dari buku
tersebut masih relevan dan baik jika dilakukan atau diterapkan dijaman sekarang
dan sesuai dengan adat dan budaya di Indonesia, sebagai satu contoh adat sopan
santun yang ada dibuku tersebut adalah adat sopan santun dalam bersahabat, kita
sebagai mahluk sosial pasti akan berinteraksi dengan orang-orang. Karena dalam
kehidupan persahabatan sangat diperlukan sehubungan dengan tidak ada seorangpun
yang ingin hidup sepi dan menyendiri.
Namun demikian dalam bersahabatpun
ada adat istiadatnya karena jika dalam persahabatan mempunyai sifat lain dimuka
lain dibelakang atau apabila kita tidak mempunyai sifat-sifat atau adat
istiadat dalam bersahabat maka persahabatan itu lambat laun akan pecah dan
hancur. Persahabatan harus mempunyai sifat jujur dan bijaksana, kenapa harus
jujur dan bijaksana karena dengan dua sifat ini jika dijabarkan sudah dapat
mencakup semua adat dan sopan santun dalam bersahabat.
Bijaksana dalam bersahabat dapat
diartikan dengan jelas dan luas, orang yang bijaksana akan berusaha menutupi
malu seseorang pada saat aibnya diketahui orang dan akan mengindarkan orang
dari malu atau aib. Sikap bijaksana tidak bisa dibuat-buat, karena sikap
bijaksana muncul dari hati yang bersih dan perasaan kemanusiaan, perasaan
kemanusiaan akan mencegah seseorang mengeluarkan perkataan atau perbuatan yang
akan menyinggung hati dan perasaan orang lain. Orang yang bijaksana tidak akan
melukai hati sahabatnya baik dengan perkataan atau tingkah laku.
Orang yang bersahabat tentu akan
menjaga ucapannya meskipun hubungannya sudah sangat erat, sebagai contoh :
perkataan seorang sahabat tidaklah sopan jika suatu saat menelepon langsung
mengatakan "ada apa?"..., tentu hal ini akan meninggalkan kesan bahwa
sahabat yang menelpon pasti ada keperluan padahal belum tentu setiap menelpon
akan membicarakan masalah keperluan, bisa saja sahabat tersebut hanya
menanyakan kabar karena sudah lama tidak bertemu dll.
Adakalanya kitapun perlu
memperingati kepada seorang sahabat, misalnya jika sahabat kita mempunyai
tabiat atau sifat yang kurang baik. Pakailah kebijaksanaan waktu menegurnya
supaya ia tidak merasa bahwa ia diberi pelajaran seolah-olah ia anak kecil.
Dengan sahabat karib tentu pergaulan
kita akan sangat erat dan dekat, akan tetapi apakah bolehkah kita bebas atau leluasa
dalam segala-galanya?...TIDAK, meskipun pergaulan kita sangat erat hendaknya
tetap ada batasnya, janganlah kelakuan kita yang kasar dan buruk diperlihatkan
kepada sahabat, karena hal itu seewaktu-waktu akan menyinggung perasaannya dan
rasa segan atau hormat akan lenyap. Dijagalah supaya tidak melampau batas
dimanapun dan kapanpun. Jangan mengobral segala isi hati dan segala tabiat
kepada orang lain supaya ia tidak jemu dan bosan, ingatlah bahwa "lukisan
akan tampak lebih bagus/manis kalau dilihat dari jauh, karena kalau dilihat
dari dekat maka akan kelihatan betul kekurangan dan kesalahan pada lukisan
itu"
Demikian pula dengan kejujuran
dalam bersahabat sangat diperlukan, tetapi sungguhpun kejujuran demikian perlu,
namun kejujuranpun mesti ada batasnya, sehingga berbohong sedikit perlu kita
lakukan ketika kita harus menjaga dan melindungi seorang sahabat, dengan alasan
jika berterus terang akan berakibat buruk.
Tetapi kadang-kadang kejujuran atau
keterusterangan ini seringkali disalahgunakan, bukan karena didorong oleh sifat
jujur tapi karena ingin melukai hati seseorang atau menimbulkan rasa cemas.
Anak muda jaman sekarang acap kali
berkata jujur dan terusterang, dengan dasar jujur dan berani, tetapi sebetulnya
ia berbuat demikian adalah kurang pandai dalam menimbang perasaan orang lain,
dalam hal ini patutlah ditiru orang-orang tua kita, karena dalam pergaulan
banyak menyembunyikan perasaan hingga kadang-kadang kita anggap ia kurang
jujur. Terkadang orang tua kita memuji sesuatu bukan pada tempatnya dan
mengatakan senang atau suka padahal kenyataannya sebaliknya, tidak jujur
seperti ini diperlukan juga dalam aturan pergaulan, karena dengan sifat ini
dapat dipelihara persahabatan yang abadi.